Sabtu, 28 Desember 2013

Wawancara Singkat dengan Maria Kristin Yulianti

Maria Kristin mantan atlet nasional beberapa tahun lalu memutuskan untuk gantung raket ditahun 2011, pensiun ini bisa dikatakan lebih cepat dari ambisi Maria pribadi. Saat memperoleh medali Perunggu Olimpiade Beijing 2008, Maria sempat berujar akan pensiun setelah Olimpiade London 2012. Namun sayang nasib berkata lain, Maria yang berkutat dengan cedera Cartilage-nya memutuskan pensiun lebih awal. Mengapa? Ya... cedera dilututnya tersebut semakin parah, pada saat bertanding Maria harus rela kakinya diikat sedemikian rupa hanya untuk meringankan rasa sakit pada saat bertanding. Memang rasa sakit itu sedikit hilang, 'sedikit'. Tak jarang Maria malah merasakan sakit dipaha saat pertanding walau kakinya telah diikat.

"Sepertinya sudah menjalar cederanya", ucap Yulianti pada media beberapa tahun lalu.

Setelah pensiun, Maria tak hanya berpangku tangan untuk meneruskan hidupnya. Kini, ia ikut membina atlet muda berbakat di klub besar PB Djarum, klub asalnya. Maria disana diberi posisi Assistent Coach. Ia membantu Coach Wahyu untuk memoles atlet masa depan Indonesia itu. Ia dan Coach Wahyu mendapat bagian untuk melatih Tunggal Remaja Putri Djarum.

"Mba Sel (sebutan akrab Maria) baik kok ngelatihnya, malah baik bener, gak galak lagi", ujar Ghaida, anak didik Maria.

Ya, Maria adalah pelatih yang baik dimata anak didiknya. Maria-pun tak sungkan untuk bergabung dengan anak didiknya tersebut, walau kadang hanya untuk berfoto, bercengkrama dll.

Walau kini ia menjadi asisten pelatih, ia tak mau memberikan target yang berat untuk anak didiknya.

"Gak diberi targer kok, tapi diri mereka sendiri yang ngasih target", ucap Maria saat ditanya soal target anak didiknya.

Tidak diberi targer bukan berarti anak didik Maria tak berprestasi, tengok saja Desandha, Desandha pernah menjuarai turnamen swasta berskala nasional didaerah Jawa Barat, Vendha (panggilan akrab Desandha) pun pernah memegang title Runner-Up Jakarta Open 2013.

Bicara soal prestasi tak lengkap jika tak menyinggung proses latihannya bukan? Anak didik  Maria dan Coach Wahyu ini memiliki pola latihan yang sama dengan altet junior lain di Indonesia, tak ada yang spesial, seperti latihan fisik, latihan skill dll.

"Latihannya biasa aja kok, untuk sekarang belum terlalu bisa ngasih latihan yang saya jalani dulu, latihan skill yang saya jalani dulu belum saya berikan semua kepada mereka" ujar Maria kepada Admin Sobat Maria.

Dan saat ditanya perbedaan melatih dan dilatih, Maria lebih dulu tertawa sebelum menjawab, menurutnya perbedaannya memang terlihat tapi disisi lain perbedaan pun sirna saat memberikan contoh pukulan yang harus dipelajari anak didiknya.

"Lebih enakan dilatih kali ya, kalo dilatih bisa ngembangin diri lagi supaya bisa jadi yang lebih baik, kalo jadi pelatih ya harus sabar saat melatih anak didik kita", penggalan perkataan Maria kepada kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar